KETIKA BNI BERPETUALANG BERSAMA DI PULAU BACAN

KETIKA BNI BERPETUALANG BERSAMA DI PULAU BACAN

BNI merupakan salah satu bank ternama di Indonesia. Hal yang juga semua orang ketahui. BNI sangat mempermudah setiap pengguna dalam setiap transaksinya. BNI memberikan program-program unggulannya agar para nasabah selalu setia menggunakannya.
Ketika memulai perjalanan menuju pulau bacan, yang terpikirkan di benak hanyalah, dimana bisa mengambil uang untuk kebutuhan selama KKN. Dikarenakan selama dua bulan kedepan akan mengabdi di pulau yang jauh dari hiruk pikuk ibukota ini pasti akan sangat kesulitan mencari atm yang tersedia di pulau tersebut. Sesampainya di Ternate, saya disuguhkan dengan pemandaangan indah yaitu gunung gamalama yang menjadi ikon Kota Ternate. saya masih harus melanjutkan perjalanan lagi menggunakan angkot kota yang disana disebut dengan “oto”. Berangkatlah dari bandara menuju pelabuhan bastiong yang lumayan jauh. Selama diperjalnan di pelabuhan menggunakan “oto”, pemandangan yang tak seperti biasanya mengindahkan mata. Sepanjang perjalanan kota ini bersih ya walaupun ketika melewati pasar sedikit terjadi kemacetan karena ramainya orang yang berjualan hingga ke tepi jalan. Selain itu sepanjang perjalanan juga, saya disuguhi dari kejauhan yaitu indahnya pulau Tidore. Dulu sewaktu SD, Pulau Tidore yang saya lihat hanya di peta dan uang seribu rupiah, tetapi kali ini saya bisa melihatnya secara langsung dan jelas dikarenakana cuaca cerah yang juga mendukung.
Sampailah juga di pelabuhan Bastiong. Pelabuhan ini ramai sekali para pekerja yang mengangkut barang-barang dari kapal.  Selanjutnya saya menaiki kapala yang akan membawa saya beserta yang lainnya menuju Pulau Bacan. Waktu itu jam masih menunjukkan pukul 14;00 WIT. Dan ternyata kapal ferry tersebut berangkat pukul 21:30 WIT. Selama hamper 8 jam saya menunggu dikapal dan merasa bosan. Dan akhirnya kapal pun berangkat juga menuju pulau bacan dan katanya sampai disana subuh hari. Saya merasakan benar-benar seperti berpetualang. Berpetualang mencari batu bacan yang saat ini sedang booming. Tetai bukan itu maksud saya walaupun sebenarnya berharap ketika pulang nanti akan membawa baatu bacan banyak dan kemudian bisa dijual (motif ekonomi). Selama diperjalanan laut ini, saya beserta yang lain menghabiskan waktu sambil bermain kartu.
KKN Di pulau timur Indonesia ini memberikan saya pengalaman yang cukup unik bersama teman-teman yang lainnya. Tak hanya itu, saya harus merasakan satu kapal bersama orang-orang yang memiliki bahasa dan logat yang agak kasar. Ketakutan mulai muncul karena mereka juga memilki paras/raut muka yang tajam dan sangar,tetapi dibalik itu semua sama saja. Mereka baik dan tidak terlalu menakutkan.
Ketika dikapal juga saya harus merasakan rasanya tiduran dikapal dan semua orang bisa melihat bagaimana keadaan kita tertidur. Barang-barang bawaan selalu perhatikan sampai benar-benar tiba di pulau bacan. Wakyu itu menunjukkan pukul 04:30 WIT, ya waktu yang masih subuh dan belum sahur dimana saat itu sedang bulan ramadhan. Sebenarnya masih tidak percaya jika sudah menginjakkan kaki disini, tetapi it’s real. Sambil menunggu bis datang, tak lupa saya mengabdikan foto-foto disekitaran dermaga walaupun keadaan disana masih gelap. Karena itu sebagai bukti bahwa saya sudah pernah sampai di pulau ini. Bis pun datang, barang-barang bawaan diletakkan di mobil angkutan lain, dan kami naik ke bis dengan keadaan yang masih setengah mengantuk.
Perjalanan menuju labuha dari dermaga babang (tempat kapal ferry tersebut berlabuh) memakan waktu hamper setengah jam perjalanan dan ditambah singgah sebentar di masjid untuk menunaikan sholat subuh. Selama diperjalanan menuju labuha yaitu pusat kota di pulau bacan ini, disisi kanan dan kiri hanyalah hutan dan gelap yang menyapa. Melewati jalan dengan akses yang cukup menantang dikarenakan sedang dalam kondisi perbaikan jalan dan selama itu juga saya tetap melihat kiri dan kanan sembari mencari ATM atau bank apa yang ada di pulau bacan ini.
Pertama yang saya lihat adalah ATM Muamalat, kemudian BRI, Mengingat ATM yang saya gunakan adalah BNI, saya berharap akan segera bertemu jodoh alias ATM BNI. Dan akhirnya sampailah di pesanggrahan, tempat dimana kami akan menginap sementara sebelum mengabdi ditempat sebenarnya. Pesanggrahan adalah asrama pemerintah yang disediakan untuk para pendatang dari luar kota dan tentunya ada tujuan yang jelas untuk menginap disitu. Welcome to pesanggrahan dan dimana saya suprice ternyata tepat didepannya ada ATM BNI. Terima kasih tuhan saya berdoa didalam hati, setidaknya saya tidak perlu jauh-jauh mencari ATM yang ada, karena tinggal jalan selangkah saja sudah menemui ATM yang diinginkan. Selain itu juga tempat yang ditinggali ini sangat strategis, dekat dengan Lapangan merdeka yang ketika bulan ramadhan, setiap sore selalu ada takjil dan makanan yang dijajakan, kemudian dekat dengan kantor pos, dan juga dekat dengan kesultanan bacan.
Selama di Labuha, saya dan beberapa teman yang lain menyempatkan diri untuk mengunjungi tempat-tempat wisata yang ada di pulau bacan ini. Ingin mengunjungi kesultanan Bacan yang katanya dekat dan mudah di akses dengan berjalan kaki, tetapi tidak pernah kesampaian, dikarenakan tidak terbuka untuk umum. Saying sekali padahal saya ingin melihat tempat bersejarah ini. Kemudian dilanjutkan mengunjungi Benteng Bernaveld. Kondisi benteng yang sedang dalam perbaikan sehingga tidak terlalu menarik dan menyeramkan seperti didalam pikiran. Keesokan harinya perjalanan wisata dilanjutkan ke Dermaga Biru yang cukup jauh. Dermaga yang cukup mempesona, tetapi kebanyakan yang berkata bahwa Dermaga Merah yang lebih bagus disbanding Dermaga Biru karena pemandangannya yang indah serta air lautnya yang biru sekali. Tetapi di Dermaga biru terkenal dengan makanan seafoodnya yang lezat. Benar setiap tempat memilki kelebihan dan kekurangnnya sendiri.
Sekitar seminggu saya di Labuha, dan pada hari H nya harus berangkat menuju Desa prapkanda yang jika ditempuh dengan long-boat memakan waktu hamper setengah jam. Dan inilah sebenarnya massa KKN saya yang benar-benar ditempatkan di desa yang jauh dari keramaian kota dan tentunya juga akan merasa kesulitan untuk mengambil uang. Mengingat pesanggrahan dekat dengan pelabuhan bukan menjadi suatu masalah yang signifikan karena ATM BNI juga dekat, serta di pasar pun juga ada Bank BNI yang mempermudah transaksinya.
Saat ini saya menggunakan program BNI Taplus. Menurut saya itu sangat membantu anak muda terutama pelajar/mahasiswa yang kuliah diluar kota atau perantauan. Walaupun kekurangannya hanya tidak adanya buku tabungan yang digunakan untuk menyetor uang, tetapi tidak menjadi masalah yang cukup mengganggu. Program BNI Taplus ini sangat membantu, hanya dipotong sebesar lima ribu rupiah perbulannya dan saldo terakhir di atm bisa 0 rupiah.  Diharapkan program BNI Taplus ini bisa menghadirkan buku tabungan yang akan sangat membantu.


share this article to: Facebook Twitter Google+ Linkedin Technorati Digg

0 komentar:

Post a Comment