Untuk menanggulangi korban dari peristiwa alam ini, maka dari itu dari Banda Vulkanologi memberitahukan kepada seluruh warga di Indonesia. Adapaun nama-nama gunung merapi yang dikabar status siaga tahun 2013 ini yaitu Soputan (Sulawesi Utara), Rokatenda (Nusa Tenggara Timur), Ijen (Jawa Timur), Lokon (Sulawesi Utara), Karangetang (Sulawesi Utara), Ibu (Maluku Utara), Gamkonora (Maluku Utara), dan Sangeang Api (Nusa Tenggara Barat). Beberapa gunung berapi terbilang sering meletus, misalnya saja Lokon, Karangetang, Ijen, Rokatenda, dan Sangeang Api.
Tapi ada salah satu gunung yang statusnya membuat hati berdebar, yaitu gunung merapi Ijen (Jawa Timur). Dimana status gunung ini dikabarkan statusnya sangat membuat hati tidak nyaman, karena status gunung merapi Ijen ini naik turun sehingga harus selalu dipantau oleh badan Vulkanologi. Dimana dipuncak gunung merapi Ijen ini tersimoan 36 juta meter kubik air yang memiliki tingkat keasaman sebesar 0.2 ph bisa dibilang sangat asam dan bisa membuat kulit melepuh loh.
Aktifitas gunung-gunung itu juga sangat aktif. Ia memberi contoh, gunung Gamkonora, Ibu, dan Rokatenda yang selalu membuat kubah baru. “Nge-dome terus,” kata dia. Adapun Karangetang, selain membuat kubah, juga sering ada guguran dan awan panas.
Tapi ada gunung yang berstatus waspada juga meletus. Sebab, katanya, peringatan status gunung berapi bukan untuk meramalkan waktu letusan. Melainkan tingkat aktifitas dan risiko bahayanya. Ia mengatakan prihatin dengan sebuah pemberitaan di sebuah surat kabat nasional. Dalam media itu disebutkan gunung Kerinci, di perbatasan Sumatera Barat dan Jambi, meletus tanpa ada peringatan dari Pusat Vulkanologi. “Kerinci itu Waspada sejak setahun lalu,” kata dia.
Akibat letusan itu, sejumlah mahasiswa pecinta alam terjebak. “Ini pecinta alam kok gak nanya dulu (status gunung itu),” kata dia. “Orang mau makan saja nanya, ini pedas atau asin.”
Tapi ada gunung yang berstatus waspada juga meletus. Sebab, katanya, peringatan status gunung berapi bukan untuk meramalkan waktu letusan. Melainkan tingkat aktifitas dan risiko bahayanya. Ia mengatakan prihatin dengan sebuah pemberitaan di sebuah surat kabat nasional. Dalam media itu disebutkan gunung Kerinci, di perbatasan Sumatera Barat dan Jambi, meletus tanpa ada peringatan dari Pusat Vulkanologi. “Kerinci itu Waspada sejak setahun lalu,” kata dia.
Akibat letusan itu, sejumlah mahasiswa pecinta alam terjebak. “Ini pecinta alam kok gak nanya dulu (status gunung itu),” kata dia. “Orang mau makan saja nanya, ini pedas atau asin.”
Sumber : http://www.tempo.co
0 komentar:
Post a Comment